BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran merupakan suatu hal yang
tidak dapat dipisahkan dalam kimia analitik. Tujuan pengukuran kimia pada
prinsipnya untuk mencari nilai sebenarnya dari suatu parameter kuantitas
kimiawi. Beberapa parameter yang dapat ditentukan sacara analitik yaitu
konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi dan lain-lain. Ada
dua jenis pengukuran dalam kimia ananlitik yaitu pengukuran secara kuantitatif
dan pengukuran secara kualitatif. Pengukuran kuantitatif merupakan analisis
yang bertujuan untuk mengetahui banyaknya komponen dalam suatu sampel sedangkan
analisis kualitatif untuk mengetahui jenis komponen yang terdapatdalam sampel.
Standar deviasi yaitu parameter
ukuran presisi yang sangat berguna dan paling sering digunakan dalam konteks
presisi pada pengukuran . Nilai benar pada suatu pengukuran adalah nilai yang
dapat diperoleh lewat suatu pengukuran secara sempurna.
2.2 Tujuan
Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui cara pengolahan data eksperimen menggunakan metode statistik.
BAB II
TINJAUAN
KEPUSTAKAAN
Pengertian yang jelas mengenai
ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) dapat digunakan untuk mengevaluasi
suatu hasil analisis. Ketelitian (presisi) adalah kesesuaian diantara beberapa
data pengukuran yang sama yang dilakukan secara berulang. Tinggi rendahnya
tingkat ketelitian hasil suatu pengukuran dapat dilihat dari harga deviasi
hasil pengukuran. Sedangkan ketepatan (akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan
suatu hasil pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya. Kesalahan acak
(random error) adalah kesalahan yang timbul karena tidak dapat ditentukan.
Kesalahan sistematik disebabkan oleh simpangan tetap dari setiap hasil
pengukuran dilakukan (Wiryawan, 2007).
Hasil yang akurat adalah
sesuatu yang disepakati sangat mendekati nilai yang sebenarnya dalam suatu
pengukuran kuantitas. Perbandingan biasanya dibuat atas dasar pengukuran
keakuratan terbalik dari akurasi, yaitu galat. Semakin kecil galat, semakin
besar keakuratan. Galat absolut adalah perbedaan antara nilai eksperimen dengan
nilai yang sebenarnya. Istilah galat yang dipergunakan disini didasarkan pada
perbedaan numerik antara nilai yang dihitung. Nilai sebenarnya dari kuantitas
adalah suatu yang kita tidak pernah tahu secara pasti, meskipun ilmuwan secara
umum menerima suatu nilai sebagai nilai sebenarnya. Rata-rata adalah ukuran
yang sangat berguna untuk tendensi sentral ( Day, 2001).
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan besaran suatu
objek atau suatu fenomena dengan standar yang sesuai. Hasil pengukuran kemudian
disajikan sebagi perkalian antara sebuah bilangan riil dengan satuan yang
dipakai. Bilangan riil dalam ungkapan hasil pengukuran menunjukkan hasil
perbandingan (rasio) antara besaran yang diukur dengan duplikat standar besaran
yang dipakai. Dalam pengamatan eksperimen secara umum, hasil yang diperoleh
pasti tidak dapat terlepas dari faktor kesalahan. Nilai parameter sebenarnya
yang akan ditentukan dari suatu perhitungan analitik tersebut adalah ukuran
ideal. Nilai tersebut ini hanya bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran
dihilangkan dan jumlah populasi tidak terbatas. Faktor penyebab kesalahan ini
dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain adalah faktor bahan kimia,
peralatan, pemakai, dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini adalah
dengan proses kalibrasi (Gioncoli, 2001).
Kegiatan mengukur merupakan
pendahuluan pembelajaran yang sangat penting. Mengukur
pada hakekatnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya
dengan besaran lain yang sudah diketahui nilainya sebagai satandar. Untuk
keperluan tersebut diperlukan alat ukur, yaitu sebuah alat untuk menentukan
nilai atau besaran dari suatu kuantitas atau variable. Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau
mengukur itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan
besaran lain yang telah disepakati. Misalnya untuk mengukur diameter sebuah
koin maka kita bisa menggunakan jangka sorong. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan
adalah panjang dari diameter koin tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya
adalah centimeter (Tahir, 2007).
Kesalahan pengukuran untuk kepentingan
analisis dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan, yaitu: kesalahan sistematis,
kesalahan acak, dan kesalahan merambat. Ketepatan suatu hasil pengukuran ialah
besar atau kecilnya penyimpangan yang diberikan oleh hasil pengukuran
dibandingkan dengan nilai sebenarnya. Kecermatan dapat dinyatakan oleh
besar-kecilnya simpangan baku (s) yang dapat diperoleh dengan jalan melakukan
analisis berulang-ulang. Ralat atau
ketakpastian adalah sarana
bagi para fisikawan yang melakukan pengukuran untuk mengungkapkan keragu-raguan
mereka akan hasil ukur. Ralat diwujudkan dalam bentuk bilangan positif. Jadi,
semakin besar ralat yang dituliskan merupakan pertanda semakin besar pula
keraguan orang yang melakukan pengukuran akan hasil pengukurannya sendiri. Dan
sebaliknya, semakin kecil ralat yang dituliskan semakin yakinlah orang yang
melakukan pengukuran akan hasil pengukurannya (Istiyono, 2005).
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat
yang digunaka dalam percobaan ini adalah labu ukur, pipet volume, buret, pipet
ukur, erlenyemeyer dan gelas kimia.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah asam
cuka, indikator phenolphtnalein, NaOH 0,1N dan Aquadest.
3.2 Prosedur Kerja
Pipet
25 mL asam cuka dan masukkan kedalam labu ukur 250 mL, kemudian encerkan sampai tanda batas. Kemudian
pipet larutan tersebut sebanyak 25 mL dan masukkan kedalam Erlenmeyer. Ke dalam larutan tambahkan 2 tetes indikator phenolpthalein. Titrasi dengan larutan baku basa sampai warna
larutan berubah menjadi merah muda
yang kekal. Ulangi titrasi terhadap 4 larutan lainnya.
BAB IV
DATA
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2.1 Data Hasil Pengamatan
Tabel
4.1 Data Hasil Pengamatan
No
|
Titrasi NaOH
|
Volume (mL)
|
1
|
I
|
9,5
|
2
|
II
|
9,0
|
3
|
III
|
9,2
|
4
|
IV
|
9,0
|
5
|
V
|
9,1
|
6
|
VI
|
9,4
|
|
Rata-rata
|
9,2
|
2.2 Pembahasan
Pengukuran
adalah perbandingan nilai besaran yang belum diketahui dengan nilai standar
yang sudah ditetapkan. Pada pengukuran ada akurasi dan presisi. Akurasi adalah
ketetapan suatu pengukuran, presisi adalah pengukuran yang dilakukan secara berulang-berulang
secara konsisten. Kesalahan
pengukuran dapat diartikan kebalikan dari ukuran akurasi (ketetapan) suatu
pengukuran, yaitu semakin kecil kesalah maka semakin besar akurasi yang di
dapatkan. Metode pengukuran yang dilakukan pada percobaan pengukuran termasuk
kelompok titrimetrik yaitu titrasi. Titrasi adalah proses pengukuran volume
dari titran yang dibutuhkan mencapai titik ekuivalen.
Prinsip
pada percobaan ini adalah alkalimetri yaitu menggunakan larutan basa sebagai
larutan standar digunakan larutan NaOH. Pada percobaan ini menghitung
konsentrasi dari NaOH, titran merupakan zat yng ditambahkan secara kontinu dari
sebuah buret dalam wujud larutan standar. Larutan standar konsentrasinya
diketahui dengan pasti.
Kemudian ditambahkan phenolftalein (PP), PP digunakan
sebagai indikator warna setelah ditambahkan PP lalu dititrasi, warna larutan
berubah. Perubahan warna ini terjadi pada titik ekuivalen. Titik ekuivalen
adalah titik dimana titran ditambahkan tepat bereaksi dengan seluruh zat yang
di titrasi tanpa adanya titran yang tersisa. Pada percobaan ini titran yang
digunakan adalah asam cuka, NaOH dan indikator PP sebagai warna. Fungsi NaOH
pada percobaan ini adalah sebagai larutan standar. Dari hasil percobaan dapat
diamati volume rata-rata yang di dapatkan sebesr 9,2 standar devisi yang
diperoleh sebesar 0,2097 nilai varians sebesar 0,044 dan besarnya nilai relatif
standar deviasinya yang diperoleh adalah 0,022. Data yang diperoleh tersebut
berdasarkan dari empat kali pengulangan, tujuan dilakukan pengulangan adalah
agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
data hasil pengamatan dan pembahasan diatas maka dapat dismpulkan sebagai
berikut ini :
1.
Fungsi NaOH adalah
sebagai larutan standar, PP sebagai indikator warna
2. Prinsip
pengukuran adalah analisa alkalimetri
3. Nilai
rata-rata yang di dapatkan sebesar = 9,2
Standar
Deviasi = 0,2097
Varians
= 0,044
DAFTAR PUSTAKA
Gioncoli,
Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1 Edidi
Kelima. Terjemahan dari Physics Fifth Edition, oleh Yuhliza Hanum, Erlangga,
Jakarta.
Istiyono,
Eka. 2005. Sistematik Pengukuran. PT
Intan Pariwara, Jakarta.
JR, R.A.Day.,Underwood. A.L. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.
Terjemahan dari Quantitative Analysis Sixth Edition, oleh Iis Sopyan. Erlangga,
Jakarta.
Tahir, I .2007. Aplikasi Sains dan Matematika dalam Industri. UKSW Jurusan kimia
FMIPA UGM, Salatiga.
Wiryawasn, Adam.,
Retnowati Ririni. 2007. Kimia Analitik.
BSE , MalangNilai Relatif Standar Deviasi = 0,022
No comments:
Post a Comment